Menjembatani Kesenjangan Digital dalam Pendidikan

Selasa, 14 Juli 2020 02:45
Administrator
262 Lihat

Jakarta -

Pandemi membuka sebenar-benarnya kondisi sebuah negara. Banyak aspek yang bisa kita lihat, salah satunya kondisi pendidikan di Indonesia. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan kebijakan pembelajaran jarak jauh, berlaku pada seluruh tingkat pendidikan (dasar hingga tinggi). Sekolah Dasar hingga universitas lantas memberlakukan pembelajaran dari rumah, dan mayoritas menggunakan pembelajaran daring sebagai pengganti pembelajaran tatap muka.

Kita cukup optimis dengan era Industri 4.0 yang digadang oleh pemerintah pusat. Sejumlah data menunjukkan tingkat penetrasi internet di Indonesia cukup tinggi dengan jumlah pengguna mencapai 171 juta jiwa (APJII, 2019). Sedangkan untuk rata-rata lama penggunaan internet di Indonesia selama 4 jam, lebih tinggi dari rata-rata lama penggunaan internet di dunia selama 3 jam 10 menit (Tamasek, 2019). Lantas, apakah indikator konsumsi internet ini memuluskan proses pembelajaran daring di Indonesia selama pandemi?

Kendala Terbesar

Pandemi Covid-19 memperlihatkan bagaimana respons negara dalam menghadapi krisis; di Indonesia tampaknya kita masih cukup tergopoh-gopoh. Pada awal penerapannya, pembelajaran daring mengalami sejumlah kendala. Pandemi dan proses pembelajaran dari rumah berdampak pada kurang lebih ke 45,3 juta pelajar SD-SMA dan 8 juta mahasiswa (Kemenristekdikti, 2018).

Beberapa riset telah dikemukakan bahwa kendala terbesar pembelajaran daring yang dialami oleh peserta didik yakni kesenjangan digital (digital divide). Kesenjangan digital didefinisikan OECD sebagai kesenjangan antara individu, bisnis, maupun rumah tangga dalam mengakses teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan penggunaan internet.

Kesenjangan akses menjadi sorotan utama dalam proses pembelajaran daring selama pandemi. Masalahnya tidak hanya pada infrastruktur yang belum merata, namun juga kepemilikan rumah tangga dalam perangkat TIK. Meski pembelajaran daring sudah lama digadang akan menjadi solusi pendidikan, pada 2019 dalam laporan Network Readiness Index (NRI) Indonesia masih pada peringkat 76 dari 121 negara. Kelemahan terbesar ada pada partisipasi digital, jaringan internet, dan kebijakan terkait TIK.

Bukan rahasia bahwa infrastruktur internet di Indonesia saat ini masih terfokus di Pulau Jawa dan wilayah perkotaan. Penetrasi penggunaan internet di Indonesia di wilayah perkotaan sebesar 71-72%, namun di desa masih di kisaran 42-48%. Lebih lanjut, kesenjangan akses di Indonesia dapat dilihat pada kemampuan rumah tangga dalam kepemilikan perangkat TIK. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018, hanya 20,05% rumah tangga di wilayah urban yang memiliki komputer.

Sumber : https://news.detik.com/kolom/d-5087800/menjembatani-kesenjangan-digital-dalam-pendidikan

pendidikan digital

Tinggalkan komentar

1 Komen